Saturday, 19 June 2021

Metode Mengukur Indikator Saham Terbaik

Dalam membeli saham seseorang membutuhkan analisa data dengan suatu indikator. Biasanya metode ini disebut technical analysis. Nah indikator tersebut yang akan membantu investor dalam membeli atau menjual saham. Tetapi banyak sekali indikator didalam saham seperti Trend, Oscilator / Momentum, Volatility dan Volume Indikator.
Untuk membantu hal tersebut ada suatu matrix yang membandingkan data aktual (kondisi yang sebenarnya) dengan data prediksi yang disebut dengan Confusion Matrix. Berdasarkan Confusion Matrix, kita bisa menentukan Accuracy, Precission, Recall dan Specificity suatu saham. Mari kita coba...

Didalam Confusion Matrix ada istilah True Positive, True Negative, False Positive dan False Negative.

True Positive : Ketika Kondisi Aktual Saham Naik dan Prediksi Saham Naik.
True Negative : Ketika Kondisi Aktual Saham Turun dan Prediksi Turun.
False Positive : Ketika Kondisi Aktual Saham Turun dan Prediksi Naik.
False Negative : Ketika Kondisi Aktual Saham Naik dan Prediksi Turun.

Maksudnya apa?
Misalnya indikator yang digunakan adalah stochastic. Pada kasus stochastic, suatu saham naik jika garis biru berada diatas garis merah dan suatu saham turun jika garis merah berada diatas garis biru. Seperti gambar berikut :

Kemudian kita implementasikan dengan membuat matrixnya:
True Positive : Data Aktual Saham Tanggal 24 Mei 2021 menunjukkan naik dan Prediksi Grafik Stochastik menunjukkan naik.


True Negative : Data Aktual Saham Tanggal 28 Mei 2021 menunjukkan turun dan Prediksi Grafik Stochastik menunjukkan turun.

False Positive : Data Aktual Saham Tanggal 29 April 2021 menunjukkan turun namun Prediksi Grafik Stochastik menunjukkan naik.


False Negative : Data Aktual Saham Tanggal 31 Mei 2021 menunjukkan naik dan Prediksi Grafik Stochastik menunjukkan turun.

Sekarang kita hitung True Positive, True Negative, False Positive, dan False Negative. kemudian hitung Accuracy, Precission, Recall dan Specificity. 
 

Contoh:

TP

TN

FP

FN

8

1




9

1




12


1



13


1



14

1




15



1


16


1



19

1




20

1




21

1




TOTAL

6

3

1

0

  

AKURASI

(TP +TN)/(TP+TN+FP+FN)

90%

PRECISSION

(TP)/(TP+FP)

86%

RECALL

(TP)/(TP+FN)

100%

SPECIFICITY

(TN)/(TN+FP)

75%


Kesimpulan:
% Saham Benar Diprediksi Naik & Turun = 90%
% Saham Benar Naik Dari Saham yang Dibandingkan Dengan yang Diprediksi Naik = 86%
% Saham Benar Diprediksi Naik / Saham yang Sebenarnya Naik = 100%
% Saham Benar Diprediksi Turun / Saham yang Sebenarnya Turun = 75%
 
Artinya dengan Stochastic Indikator bahwa indikator ini tepat memprediksi saham itu naik 100% tapi untuk memprediksi saham itu sebenarnya turun sebesar 75%. Namun secara akurasi prediksi kekuatannya adalah 90%.
 
Jika penjelasan kurang jelas, silahkan temen-temen bisa nonton di video youtube dibawah ini:

No comments:

Post a Comment

Uji Normalitas Data Dengan SPSS

Mengapa Data Harus Berdistribusi Normal? karena kalau data di penelitian anda itu mensyaratkan adanya varian yang homogen dari suatu popula...